Saturday, February 27, 2016

Cara Mudah Membuat Pupuk Nutrisi Hidroponik Sendiri

 – Anda yang saat ini lagi gandrung2nya dalam bercocok tanam hidroponik pernahkah berpikir untuk membuat Pupuk AB Mix atau pupuk Hindroponik Sendiri ??. Yup daripada mengeluarkan kocek yang tidak sedikit hanya untuk beli pupuk atau nutrisi Hidroponik tidak ada salahnya untuk mencoba membuatnya sendiri, disamping menghemat uang tentu ada kepuasan tersendiri jika membuat Pupuk atau Nutrisi Hidroponik di rumah anda sendiri. Berikut cara membuat Larutan Nutrisi Hidroponik sendiri.
pupuk hidroponik
Bahan-Bahan:
  1. Siapkan Pupuk Urea 1000 gr.
  2. Siapkan Pupuk KCL  1000 gr.
  3. Siapkan Pupuk NPK  1000 gr.
  4. Siapkan Pupuk daun Gandasil ( Growmore )   50 gr.
Peralatan yang disiapkan:
  • Siapkan Ember bervolume 20 Liter.
  • Siapkan Drum plastik bervolume 100 liter
  • Siapkan Timbangan digital
  • Siapkan Alat pengaduk
  • Siapkan Air sumur, air sungai,
  • Siapkan Air PAM tidak diperkenankan kecuali yang sudah diendapkan selama 7 – 10 hari.
nutrisi hidroponik
Cara membuat Larutan Nutrisi Hidroponik:
Pertama-tama Masukkan semua bahan yang telah ditimbang ke dalam ember volume 20 liter. Kemudian Tuangkan air sumur sebanyak 20 ltr ke dalam ember tersebut sedikit demi sedikit sambil diaduk – aduk lanjutkan pengadukan hingga air mencapai volume 20 liter dan tidak ada lagi pupuk yang masih mengkristal (tidak ada endapan). Setelah itu Tuangkan larutan pekatan tadi ke dalam bak penampungan volume 100 liter. Kemudian Kucurkan air sumur kedalam bak penampungan sambil diaduk – aduk hingga penuh (mencapai volume 100 liter). Dan sekarang Larutan Nutrisi siap digunakan.
Bagaimana mudah bukan dalam membuat nutrisi atau larutan Pupuk AB-Mix untuk tumbuhan Hidroponik Anda. Ok demikianlah artikel mengenai cara membuat nutrisi atau pupuk hidroponik secara sederhana di rumah anda.[tk]

Apa Itu Hidroponik

 – Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, Hydroponic. Dibagi menjadi dua suku kata, hydro yang berarti air dan ponous berarti kerja. Sesuai dengan arti tersebut, bertanam secara hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam yang menggunakan air, nutrisi, dan oksigen. Tak jarang bertanam hidroponik dijadikan hobi pengisi waktu luang bagi sebagian orang. Bahkan tak sekedar hobi, ada juga kemudian yang melanjutkan hingga menjadi bisnis. Perbedaan yang paling menonjol antara hidroponik dan budi daya konvensional adalah penyediaan nutrisi tanaman. Pada budi daya konvensional, ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat bergantung pada kemampuan tanah menyediakan unsur – unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. Hidroponik biasa digunakan untuk menanam sayur dan buah. Bahkan beberapa tanaman sayur dan buah telah umum ditaman secara hidroponik. Sebut saja paprika, timun, tomat, dan sayuran hijau.
apa itu hidroponik
Bertanam secara hidroponik telah menjadi tren pada saat ini karena memanfaatkan media air sebagai pengganti tanah, namun mempunyai kekurangan dari sisi waktu untuk orang dengan kesibukan padat. Sistem otomasi masa sekarang telah diterapkan hampir disetiap bidang pekerjaan yang bertujuan untuk membantu mempermudah pekerjaan manusia, karena bersifat komputerisasi. Menggunakan mikrokontroler dengan IC Atmega 328P yang terintegrasi dengan berbagai sensor, sistem otomasi untuk hidroponik antara lain untuk mengatur pompa, LED grow light,  sistem pemupukan, serta memberikan informasi suatu keadaan kepada pemilik hidroponik.  Lahan di bumi pada saat sekarang ini semakin sempit apabila manusia tidak mengelola dengan optimal dan efisien. Banyak penduduk perkotaan yang membuat komunitas penghijauan atau lebih dikenal dengan istilah Go Green. Komunitas ini dibentuk untuk menghijaukan kembali kotanya, akan tetapi tidak sedikit pula yang tidak tertarik sama sekali dengan gerakan penghijauan ini karena merasa repot untuk melakukannya, tidak sedikit dari mereka yang malas dan takut kotor.
Beberapa tahun terakhir telah banyak gerakan Hidroponik sebagai solusi berkebun untuk penduduk di daerah perkotaan. Hidroponik adalah seni menanam dengan media air yang bekerja sebagai media alternatif pengganti tanah. Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, Hydroponic yang artinya hydro berarti air dan ponous berarti kerja. Banyak jenis hidroponik yang ringkas untuk menangani lahan yang sempit karena dapat disusun secara vertikal, salah satu jenisnya adalah NFT (Nutrient Film Technique).  Hidroponik yang ada dimasyarakat pada umumnya masih menggunakan sistem manual dan relatif mahal dari segi waktu, antara lain untuk pengukuran kadar asam (pH) dalam air dan mengetahui volume air yang dipakai.  Berdasarkan hal tersebut maka dibuatlah sistem otomasi untuk hidroponik NFT. Sistem otomasi yang akan diterapkan pada hidroponik NFT menggunakan mikrokontroler atmega 328P dan berbagai sensor.
Menurut Nicholls (1986), semua dimungkinkan dengan adanya hubungan yang baik antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tetapi cadangan air yang terkandung dalam tanah yang terserap akar dan juga dukungan yang diberikan antara tanah dan pertumbuhan. Dengan mengetahui bahwa akar tanaman yang tumbuh di atas tanah menyerap air dan zat – zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, satu tanaman dapat tumbuh asal diberikan cukup air dan garam – garam zat makanan. [1]Dr. W. F. Gericke dari Universitas California adalah bapak hidroponik. Pada 1930-an melakukan percobaan menanam sayur di atas air, salah satunya adalah tomat. Latar belakang Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas tanah di sekelilingnya semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman. Jadi, Hidroponik adalah seni menaman dengan media air sebagai tenaga atau pemberi daya. Perbedaan yang paling menonjol antara hidroponik dan budi daya konvensional adalah penyediaan nutrisi tanaman. Pada budi daya konvensional, ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat bergantung pada kemampuan tanah menyediakan unsur – unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. Jenis – jenis hidroponik, antara lain: irigasi tetes, wick system, dan NFT.
Hidroponik sendiri dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sistem aktif dan sistem pasif. Hidroponik sistem aktif yaitu diamana larutan air beserta nutrisi dibuat bergerak dan bersirkulasi dengan menggunakan pompa air. Contohnya adalah DFT (Deep Flow Technique), NFT (Nutrient Film Technique), dan Aeroponik. Sedangkan hidroponik sistem pasif yaitu larutan kaya nutrisi diserap oleh medium dan diteruskan ke akar tanaman, tanpa tersirkulasi. Contoh sistem hidroponik pasif antara lain Wick (Sumbu). Berikut adalah tabel perbandingan antara kedua sistem hidroponik tersebut.[tk]

Pengukur pH Air Hidroponik

 –  Sebuah pH meter analog, yang dirancang khusus untuk kontroler Arduino dan memiliki built-in yang sederhana, koneksi yang mudah dan fitur yang praktis. Memiliki LED yang bekerja sebagai indikator power, BNC konektor dan PH2.0 antarmuka sensor.  Untuk menggunakannya, cukup menghubungkan sensor pH dengan konektor BNC, dan pasang antarmuka PH2.0 ke port input analog dari controller Arduino.  Spesifikasi  pengukur PH Hidroponik: Modul power: 5.00V; Rentang pengukuran: 0-14; pH mengukur suhu: 0-60; Akurasi: ± 0.1pH (25  ); Response time: ≤ 1 min; pH sensor dengan BNC Connector; Keuntungan Penyesuaian potensiometer  dan LED Indikator Daya. pH adalah singkatan dari “potential hydrogen” yang berarti merupakan jumlah konsentrasi ion hidrogen yang bermuatan positif relatif terhadap ion hidroksil bermuatan negatif dalam suatu zat. Ion hidrogen bersifat asam sedangkan ion hidroksil bersifat basa.  Mengetahui hal ini penting demi kesuksesan kebun hidroponik Anda. Skala pH berkisar dari 0 hingga 14. pH 7 merupakan pH netral.  Angka di bawah 7 menunjukkan senyawa asam dan di atas 7 menunjukkan senyawa basa. Mengontrol pH dalam hidroponik lebih mudah daripada media tanah, yang jauh lebih rumit dan banyak memakan waktu.
pH meter
Sensor pH diletakan di bagian pinggir tandon air dengan ujung sensor terendam air. Tujuan dari terendamnya sebagian sensor ke air adalah untuk mengukur kadar pH dalam air. o Led Grow Light  Lampu perangsang tumbuhan / Led Grow Light digunakan untuk membantu tanaman melakukan fotosintesis ketika intensitas cahaya matahari kurang. Dalam penggunaannya lampu dihubungkan ke relay yang sudah terintegrasi dengan sensor cahaya. Pengujian sensor suhu / LM35 dilakukan di ruang ber – AC untuk mengetahui sensor suhu sudah tepat mendeteksi suhu secara akurat. Tujuan dari pengujian sensor suhu adalah untuk mendapatkan suhu yang akurat sehingga dapat bekerja dengan baik dalam sistem otomasi. Berikut adalah gambar untuk pengujian sensor suhu / LM35.  Saat percobaan sensor suhu di dalam ruangan ber – AC, sensor suhu mendeteksi temperatur yang sama dengan remote AC. Sedangkan saat diluar ruangan suhu yang terdeteksi hampir sama dengan suhu di dalam ruangan.   Sensor Ultrasonik. Pengujian sensor ultrasonik / ping dilakukan dengan perbandingan menggunakan penggaris terhadap perhitungan jarak satu benda dengan sensor ultrasonik. Tujuan pengujian sensor ultrasonik ini adalah agar perhitungan jarak yang tepat. Berikut adalah gambar pengujian sensor ultrasonik. Terlihat sensor ultrasonik mendeteksi dan memberi data yang sama di layar. Dapat disimpulkan dengan demikian sensor ultrasonik telah berfungsi sesuai perintah yang diberikan.
daftar ppm dan ph
Sensor pH. Pengujian sensor pH dilakukan dengan membandingkan larutan Aquades dan air biasa yang diambil di kran memanfaatkan kertas lakmus. Tujuan dari pengujian sensor pH adalah untuk mengetahui seberapa akurat sensor pH dibandingkan dengan menggunakan kertas lakmus sehingga pada saat diimplementasikan pada sistem, sensor pH dapat berfungsi dengan baik. Pada pengukuran pH air secara manual menggunakan kertas lakmus, maka larutan aquades memiliki pH yang bersifat asam karena kertas lakmus biru berubah warna menjadi kemerahan. Sedangkan pada air kran kedua kertas lakmus tidak berubah warna, yang artinya kadar pH air bersifat netral. Pada pengujian pH air menggunakan sensor pH, kadar pH yang terdeteksi oleh sensor hampir sama dengan pengujian secara manual. Bahwa kadar pH yang terdeteksi oleh sensor, yaitu aquades memiliki sifat asam dengan kadar pH 6,46 sedangkan air kran memiliki sifat netral dengan kadar pH 7,24.[tk]

Teknik Sederhana Bercocok Tanam Sayuran Hidroponik

 – Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Dengan memanfaatkan halaman pekarangan, berbagai jenis sayuran dapat dihasilkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan sendiri. Namun tidak demikian halnya di daerah perkotaan, halaman pekarangan pada umumnya sempit, dan tidak jarang sudah dilapisi dengan semen sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk bertanam sayuran.
Teknologi hidroponik bisa menjadi alternative. Berbagai jenis sayuran dengan mudah bisa ditanam secara hidroponik, untuk sarananya bisa menggunakan paralon. Hidroponik dengan cara ini dapat diterapkan oleh siapa saja karena sangat mudah. Tanaman dapat ditempatkan dimana saja, yang penting pada saat hujan tanaman tidak kehujanan. Kalau kehujanan larutan nutrisi akan menjadi lebih encer dari yang seharusnya.
Sebagaimana sudah diketahui bahwa untuk pertumbuhannya tanaman memerlukan sinar matahari. Dalam satu hari tanaman minimal membutuhkan 5 jam penyinaran tetapi dengan intensitas yang rendah. Sinar matahari yang terik tidak baik untuk tanaman. Tanaman yang cocok ditanam dengan teknologi ini adalah tanaman sayuran daun seperti selada, pakcoy, caisim, bayam, kangkung dan sebagainya. Menurut standar FAO, kebutuhan sayuran adalah 65 kg/kapita/tahun. Adapun konsumsi rata-rata orang Indonesia adalah baru 34,5 kg/kapita/tahun. Gambar dan penjelasanya dibawah ini diharapkan dapat membantu Anda menjadi lebih mudah memahami teknologi hidroponik sederhana ini.
kangkung hidroponik
Alat dan bahan yang diperlukan
  • Hidroponik kit untuk bercocok tanam, dapat dibuat dari paralon
  • Media tanam Rockwool. Rockwool terbuat dari batuan volcanic yang di panaskan sedemikian rupa sehingga akhirnya terbentuk serat-serat. Media ini steril dari sumber hama, penyakit dan gulma
Teknik Sederhana Bercocok Tanam Sayuran Hidroponik
  • Benih sayur. Berbagai jenis sayuran daun danpat di tanam dengan teknologi ini. Misalnya kangkung, selada, pakcoy, caisim dan sebagainya.
  • Nutrisi hidroponik Karena pada system hidroponik, tanaman mendapatkan unsur hara dari larutan, maka larutan tersebut harus mengandung nutrisi.
  • Semai. Semaikan benih ke media yang sudah disiapkan. Pilih benih yang bernas (berisi). Gunakan pinset. Benih dibenamkan ke media sedalam kira-kira 2-5 mm
  • Penyiraman Benih yang sudah disemai disiram sampai media tanam menjadi basah. Gunakan air bersih, belum menggunakan pupuk.
  • Tutup kit dengan plastic selama 3-5 hari. Tujuannya agar media jadi lembab dan selalu hangat sehingga perkecambahan akan mudah. Benih akan berkecambah setelah 3-5 hari. Isi hidroponik kit dengan larutan nutrisi sampai menyentuh bagian bawah dari media tanam. Hidroponik kit harus diletakan pada tempat yang datar, mendapat sinar matahari dan sebaiknya tidak kena hujan. Apabila nutrisi berkurang, tambahkan lagi larutan nutrisi. Setelah 30 hari, sayuran bisa dipanen, tergantung jenis sayuran dan sinar matahari. Teknik ini sangat minim pemeliharaan.

Cara bertanam hidroponik

Menanam hidroponik itu mudah dan menyenangkan, betapa tidak. Cara bertanam secara hidroponik memiliki berbagai teknik mulai yang paling sederhana sampai yang canggih, mulai yang murah sampai yang mahal. Mulai yang hanya menggunakan barang bekas, sampai yang modern dengan menggunakan green house dan teknologi tepat guna lainnya untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Selanjutnya, pada kesempatan ini  mari kita coba menanam dengan cara yang paling sederhana yaitu Hidroponik sistem Wick.

Cara bertanam hidroponik dengan sistem wick

Cara bertanam paling mudah dan murah adalah dengan menggunakan sistem wick. Kita bisa menggunakan berbagai bahan bekas seperti botol minuman mineral adalah yang paling sering kita lakukan terutama oleh para pemula.

Sebagai langkah awal, mari kita persiapkan berbagai bahan yang dibutuhkan untuk memulai bertanam secara hidroponik sederhana.




1. Botol bekas minuman mineral 1,5 - 2 liter.
2. Solder sebagai pelubang
3. Gunting sebagai pemotong
4. Media tanama seperti sekam bakar, cocopeat.
5. Nutrisi hidroponik / pupuk hidroponik biasanya pakai Nutrisi Hidroponik AB Mix.
6. Kain flanel.

Langkah-langkah menanam dengan sistem wick

  1. Potonglah botol bekas air mineral  dengan gunting
  2. buat lubang dengan menggunakan solder sebagai tempat pembuangan air apa bila nutrisi berlebih sekaligus sebagai rongga udara yang dibutuhkan akar tanaman.
  3. Buat beberapa lubang pada tutup botol air mineral dan selanjutnya untai dengan kain flanel. Selanjutnya kain flanel ini sebagai tempat untuk menyalurkan air nutrisi dari bawah botol ke tanaman.
  4. Masukkan bibit tanaman yang siap ditanam, biasanya sudah memiliki minimal 4 daun.
  5. Isikan nutrisi hidroponik di dalam wadah potongan aqua bagian bawah.
  6. Apabila memungkinkan sesuaikan standar PH air dan PPM air sesuai jenis tanaman.


Dengan cara tersebut diatas anda sudah dapat bertanam dengan menggunakan sistem hidroponik. Selamat mencoba.

Monday, March 24, 2014

Rambutan SARAT BUAH MESKI DALAM POT


Buah RambutanBanyak orang enggan menanam tabulampot rambutan. Alasannya, susah berbuah. Padahal, jika tahu caranya, tabulampot rambutan pun bisa berbuah lebat, lho.
Tanaman buah dalam pot (tabulampot) kini sudah tak asing lagi bagi para pecinta tanaman. Aneka tanaman buah yang dulu hanya ditanam di halaman yang luas, kini banyak ditanam orang di dalam pot. Namun, sepertinya tak banyak orang yang melirik tabulampot rambutan. Kenapa?
Jujur diakui, tabulampot rambutan seringkali mogok berbuah, bahkan tak pernah berbuah sekali pun. Malah, mati sebelum berbuah. Padahal, tanaman rambutan dalam pot sebetulnya bisa menghasilkan buah, asal kita tahu rahasianya.
Rambutan (Nephellium lappaceum) berasal dari Malaysia dan Indonesia. Kerabat dekatnya antara lain leci (N. litchi) dan kepulasan (N. mutabile). Sentral tanaman rambutan tersebar di berbagai daerah, seperti Bogor, Subang, Bekasi, Purwakarta, Semarang, Banyumas, Purbalingga, Purworejo, Magelang, Jember, Blitar, dan Lumajang, Sleman, Bantul serta DKI Jakarta, khususnya di Pasar Minggu.
Di negeri kita banyak varietas rambutan, entah itu varietas lokal maupun varietas unggul. Untuk varietas lokal, sebut misalnya Aceh Gundul, Aceh Gula Batu, Aceh Gendut, Aceh Kuning, Aceh Padang Bulan, Aceh Garing, Aceh Pao Pao, Aceh Kering Manis, Simacan, Sitangkue, Sinyonya, Brahrang, Hape, dan sebagainya. Sedangkan yang unggul, sekurang-kurangnya ada 8 varie­tas, antara lain Rapiah, Lebak Bulus, Anta Lagi, Sibongkok, Sibatuk Ganal, Garuda, Nona, dan Binjai.
PILIH VARIETAS BINJAI
Pohon RambutanPertanyaannya, varietas mana yang akan kita pilih untuk ditanam dalam pot? Belajar dari pengalaman, ternyata varietas Binjai yang “cocok” ditanam dalam pot. Alasannya, lebih cepat berbuah dibandingkan varietas lain. Apalagi jika bibitnya berasal dari okulasi, yang bisa berbuah kurang dari setahun. Varietas Binjai juga memiliki keindahan tersendiri. Ia memiliki 4 – 5 cabang dan karena itu lebih rimbun. Buahnya juga ngelotok dan manis.
Biasanya, wadah tanam tabulampot adalah pot dari tanah liat. Ukurannya tergantung kondisi bibit yang hendak ditanam. Misalnya, untuk bibit setinggi 50 cm, bisa digunakan pot berdiameter 30 cm.
Namun, untuk tabulampot rambutan, sebaiknya gunakan wadah tanam berupa drum. Ukuran drum sebaiknya agak besar, sebab ukuran bibitnya juga agak besar. Sebagai pedoman, gunakan bibit rambutan Binjai setinggi 60 – 75 cm dengan diameter drum sekitar 50 – 60 cm. Drum ini harus diberi lubang-lubang kecil di bagian dasarnya, kemudian diberi ganjalan berupa batu bata atau batako, sehingga pembuangan air penyiraman lancar. Selama ini, banyak variasi media tanam untuk tabulampot.
Misalnya campuran tanah gembur, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 5 : 1 : 2. Ada juga campuran pupuk kandang, pasir, dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Ma sih ada lagi campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2, atau campuran sekam dan pasir dengan perbandingan 1 : 1.
Yang perlu diketahui, tabulampot sangat sensitif terhadap media tanam yang memadat, yang mengakibatkan daun cepat mengering lalu rontok. Oleh karena itu, disarankan menggunakan media tanam berupa pupuk kandang seluruhnya. Lebih baik lagi jika pupuk kandang tadi diberi insektisida Furadan 3 G sebanyak 100 gram per drum. Ini untuk mencegah serangan hama.
TAHAP-TAHAP MEMASUKKAN PUPUK KANDANG KE DRUM
Pertama, masukkan pecahan batu bata ke dasar drum hingga mencapai seperempat bagian drum.
* Di atas lapisan batu bata, isikan selapis ijuk atau humus atau
daun-daun kering.
* Masukkan pupuk kandang hingga mencapai 2 cm di bawah bibir
drum.
* Siram hingga cukup basah.
MOGOK BERBUAH?
Keluhan sering muncul ketika tabulampot rambutan tak mau berbuah lagi. Bahkan, seumur-umur hanya berbuah sekali dan setelah itu macet. Padahal, perawatan sudah dilakukan. Termasuk penyiraman dan pemupukan. Jika menghadapi problema seperti itu, jangan cepat-cepat putus asa! Tanaman masih bisa direkayasa, kok.
Caranya, keluarkan tanaman dari drum, amati kondisi fisiknya, lalu pangkas sebagian daunnya. Setelah itu, tanam langsung di tanah. Sementara itu, siapkan juga media tanam (pupuk kandang) yang baru. Bila sudah tampak tunas-tunas baru, pindahkan tanaman dari tanah lapang ke drum. Gampang kan ?
CARA MENANAM BIBIT DALAM POT
Siram media tanam dalam polybag, lalu sobek, dan keluarkan bibit bersama tanahnya. Bila akar, daun, dan cabang tampak panjang, sebaiknya dipangkas.
1. Gali media dalam drum membentuk lubang. Sesuaikan ukuran lubang dengan ukuran perakaran bibit rambutan.
2. Tambahkan pupuk NPK, dengan perbandingan 15 : 15 : 15, sebanyak 100 gram, lalu aduk-aduk hingga merata.
3. Masukkan bibit ke lubang dalam drum. Pelan-pelan, tekan tanah pada bagian pangkal bibit pelan-pelan.
4. Siram sampai cukup basah.
5. Untuk sementara waktu, beri tutup kantung plastik transparan dan
letakkan di tempat yang teduh. Jika sudah tumbuh tunas-tunas baru,
singkirkan tutup.
TIPS PERAWATAN
Faktor perawatan kerap diabaikan. Padahal, sangat penting dan kerap jadi kunci keberhasilan penanaman tabulampot rambutan.
Perawatan apa saja yang harus kita lakukan?
1. Penyiraman
Di musim kemarau, penyiraman sangat perlu. Jika memakai air PAM, yang biasanya mengandung kaporit, sebaiknya endapkan dulu semalam, dan baru esoknya disiramkan. Namun, usahakan benar-benar jangan sampai air siraman menggenang lebih dari 12 jam. Genangan air bisa merangsang timbulnya penyakit busuk akar.
2.Penggemburan
Ingat, usahakan media tanam tidak memadat. Pemadatan media biasanya terjadi karena penyiraman yang berlebihan. Setelah itu, lakukan penggemburan dengan menggunakan sekop kecil. Hati-hati, jangan sampai merusak akarnya.
3.Pemupukan
Meski media tanam menggunakan pupuk kandang, pupuk organik masih diperlukan. Sampai umur 2 tahun, setiap 4 bulan, tambahkan NPK (15:15:15) sebanyak 25 gram per drum. Sejak umur 3 tahun dan seterusnya, setiap drum diberi 100 gram NPK (15:15:15). Caranya, benamkan pupuk NPK sedalam 10 cm, lalu siram hingga cukup basah.
4.Pemangkasan
Pemangkasan tabulampot rambutan di samping untuk membentuk habitus (kanopi) tanaman agar tampak pendek, juga agar cabang dan pertumbuhannya seimbang. Pemangkasan perdana dilakukan saat tanaman berumur kurang dari setahun, atau tinggi batang sekitar 75 – 100 cm dari permukaan drum. Cara pemangkasan adalah, untuk pemangkasan perdana, pilih 3 cabang primer. Bila panjang cabang primer mencapai 50 cm, pangkas ujungnya hingga tumbuh cabang-cabang sekunder. Pilih hanya tiga cabang sekunder per cabang primer. Selanjutnya, pangkas ujung cabang sekunder sampai tumbuh cabang tersier, dan pilih hanya tiga cabang tersier. Nah, dari ketiga cabang tersier inilah akan terjadi pembungaan dan pembuahan.

Monday, February 3, 2014

Urban Farming Sebuah Gaya Hidup

Ayo kawan kita berkebun... menanam jagung di kebun kita...
Ambil cangkulmu...
Masih ingat penggalan lagu itu, bukan? Ya, Kegiatan berkebun memang mengasyikkan. Apalagi jika kita ingat dulu, saat masih di sekolah dasar. Pelajaran berkebun dan bercocok tanam menjadi pelajaran yang cukup diminati. Biasanya murid-murid senang karena merupakan sebuah pengalaman baru.

Namun, kondisinya kini jauh berbeda. Terbatasnya lahan, membuat kegiatan yang satu ini semakin sulit ditemukan. Orang yang melakukannya pun lebih banyak di pedesaan ataupun di daerah-daerah pinggiran kota.

Sementara di kota seperti Jakarta, berkebun merupakan kegiatan langka. Jika kita lihat sekeliling, tak ada lagi lahan kosong. Di kanan-kiri jalan telah berderet rumah gedong. Tak jauh disana, gedung tinggi menjulang. Jika sudah begitu, di mana ya, kita bisa berkebun?

Berdasarkan literatur, berkebun ternyata bisa dimana saja. Bahkan memanfaatkan lahan kososng yang sempit pun masih dimungkinkan. Konsep ini kemudian di kenal dengan sebutan ”Urban Farming” atau berkebun di kota dalam bahasia indonesianya.

Beberapa jenis tanaman yang bisa ditanam di lahan sempit seperti: kacang panjang, cabai, tomat, sawi, melon, dll. Biasanya setelah bosan dengan jenis tanaman yang itu-itu saja, setalah panen tak ada salahnya mencoba jenis tanaman lain, tergantung kesukaan.

Apa Itu Urban Farming?

Kegiatan Urban Farming atau berkebun di kota muncul sebagai jawaban atas kegelisahan masyarakat menyikapi semakin terbatasnya lahan di kota-kota besar. Tingkat polusi yang makin parah dan minimnya kawasan hijau membuat kota semakin gersang.

Kesadaran ini yang memunculkan gerakan urban farming di kota-kota besar di seluruh dunia. Secara umum Urban Farming merupakan kegiatan pertanian yang dilakukan dengan memanfaatkan lahan sempit di perkotaan. Kegiatan Urban Farming mencakup kegiatan produksi, distribusi, hingga pemasaran produk-produk pertanian yang dihasilkan.

Martin Bailkey, seorang dosen arsitektur landscape di Wisconson Madison, AS membuat definisi Urban Farming sebagai Rantai industri yang memproduksi, memproses dan menjual makanan dan energi untuk memenuhi kebutuhan konsumen kota. Semua kegiatan dilakukan dengan metoda using dan re-using sumber alam dan limbah perkotaan.

Urban Farming dilakukan sebagai kegiatan untuk menghasilkan pendapatan bagi petani, khususnya bagi mereka yang mata pencarian utamanya dari bertani. Sedangkan bagi masyarakat kota yang getol mengembangkan Urban Farming, kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari rekreasi.

Sejarah Urban Farming

Urban Agriculture sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu, tepatnya di Machu Pichu di mana sampah-sampah rumah tangga dikumpulkan menjadi  satu  dan dijadikan pupuk. Air yang telah digunakan masyarakat dikumpulkan menjadi sumber pengairan melalui sistem drainase yang telah dirancang khusus oleh para arsitek kota di masa itu.

Pada Perang Dunia II di Amerika dicanangkan program “Victory Garden” yaitu membangun taman di sela-sela ruang yang tersisa. Program ini merupakan cikal bakal gerakan urban farming. Dari program tersebut pemerintah Amerika Serikat mampu menyediakan 40% kebutuhan pangan warganya pada waktu itu.

Perhatian akan manfaat Urban Agriculture menjadi berkembang ketika masyarakat di berbagai belahan dunia menyadari  bahwa semakin hari pertumbuhan penduduk semakin besar dan kebutuhan akan makanan juga bertambah, sementara luas lahan pertanian semakin berkurang. Maka mulailah lahan-lahan kosong di daerah perkotaan dipakai sebagai tempat bercocok tanam. Mulai dari lahan satu meter persegi di depan rumah hingga atap-atap gedung-gedung pencakar langit, kini dimanfaatkan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan Urban Farming.

Urban farming selain mengasyikkan juga membantu memberikan kontribusi terhadap ruang terbuka hijau kota dan Ketahanan pangan. Bisa di bayangkan jika setiap gedung mengadopsi kegiatan urban farming. Jakarta tentunya akan semakin hijau dan adem.

Jakarta Kini

Pembangunan di Jakarta dalam beberapa dedake memang menunjukkan perubahan drastis. Akibatnya, lahan yang ada habis digunakan oleh sektor permukiman, bisnis, dan industri. Karena itu, saat ini luas lahan yang tersisa di DKI Jakarta tinggal tersisa 30 persen saja.

Mengantisipasi hal tersebut, pemerintah provinsi ingin mengoptimalkan lahan yang sudah ada dan tidak berniat melakukan penambahan bangunan-bangungan besar. Pasalnya, jika tidak berhati-hati dalam melaksanakan pembangunan fisik akan berakibat fatal.

Penduduk yang mencapai 15 ribu jiwa per satu kilometer menjadi salah satu penyebab banyaknya pembangunan fisik. Di satu sisi memang bagus untuk menggenjot perekonomian daerah. Namun faktanya ada banyak dampak negatif, dan itu harus dihentikan.

Dari sekian banyak konsep, salah satu yang mulai ditawarkan pemerintah adalah dengan membangun gedung berkonsep green building dan itu bisa dilakukan di mana saja.

Konsep dimana bangunan ramah lingkungan didorong menjadi tren dunia bagi pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan ini punya kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Hanya saja, secara umum, belum banyak gedung di Jakarta yang mengadopsi program ini.

Manfaat Berkebun di Kota

Di sadari atau tidak, ada banyak alasan mengapa warga ibukota disarankan berkebun. Hanya saja, persoalan komunikasi dan informasi sering jadi alasan mengapa hanya sedikit orang yang melakukannya. Padahal setiap orang pasti menginginkan lingkungan yang sehat. Beberapa manfaat tersebut adalah:

Pertama adalah untuk menyegarkan udara yang ada di sekeliling kita. Pasalnya, pepohonan berfungsi sebagai menghisap karbondioksida (bahan polutan) dan mengeluarkan oksigen.

Kedua, bercocok Tanam di Perkotaan akan memenuhi kebutuhan pangan, khsusunya sayur mayur dan buah-buahan dengan kondisi yang terjamin. Kebanyakan produksi sayur dan buah yang dihasilkan dari Urban Farming menggunakan pupuk organik yang tidak meninggalkan residu di tubuh.

Ketiga, berkebun dapat menyegarkan mata dan pikiran. Jika sedang penat, kita bisa keluar untuk menikmati pemandangan hijau yang tersaji di depan mata.

Keempat, makanan hasil Urban Farming ternyata lebih bercitarasa. Mereka yang telah mempraktekkan bercocok tanam di Perkotaan mengatakan bahwa ini memberi  kepuasan tersendiri bagi mereka. Seperti banyak hobi bermanfaat yang lain, para petani perkotaan mendapatkan bahwa bercocok tanam telah memberi sebuah nilai tambah pada mereka terlepas dari manfaat pokok yang diberikan.

Kelima, yng tidak kalah berharga adalah, kita dapat membantu mengurangi laju pemanasan global. Berkebun adalah hal yang sepele namun manfaatnya segudang.

Keenam, kegiatan berkebun di kota akan mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk transportasi ketika memindahkan produk tersebut dari pedesaan. Artinya, kita juga akan menghemat penggunaan BBM dalam jangka panjang.

Ketika segudang manfaat terebut bisa dicapai dengan kegiatan berkebun di tengah kota, sekaranglah saatnya mencoba. Bingung ingin memulai dari mana? Tenang saja, ada banyak buku yang mengulas tema Urban Farming di pasaran atau jika di rasa kurang, tak ada salahnya berselancar di di dunia maya.



by milazone.com