– Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, Hydroponic. Dibagi menjadi dua suku kata, hydro yang berarti air dan ponous berarti kerja. Sesuai dengan arti tersebut, bertanam secara hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam yang menggunakan air, nutrisi, dan oksigen. Tak jarang bertanam hidroponik dijadikan hobi pengisi waktu luang bagi sebagian orang. Bahkan tak sekedar hobi, ada juga kemudian yang melanjutkan hingga menjadi bisnis. Perbedaan yang paling menonjol antara hidroponik dan budi daya konvensional adalah penyediaan nutrisi tanaman. Pada budi daya konvensional, ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat bergantung pada kemampuan tanah menyediakan unsur – unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. Hidroponik biasa digunakan untuk menanam sayur dan buah. Bahkan beberapa tanaman sayur dan buah telah umum ditaman secara hidroponik. Sebut saja paprika, timun, tomat, dan sayuran hijau.
Bertanam secara hidroponik telah menjadi tren pada saat ini karena memanfaatkan media air sebagai pengganti tanah, namun mempunyai kekurangan dari sisi waktu untuk orang dengan kesibukan padat. Sistem otomasi masa sekarang telah diterapkan hampir disetiap bidang pekerjaan yang bertujuan untuk membantu mempermudah pekerjaan manusia, karena bersifat komputerisasi. Menggunakan mikrokontroler dengan IC Atmega 328P yang terintegrasi dengan berbagai sensor, sistem otomasi untuk hidroponik antara lain untuk mengatur pompa, LED grow light, sistem pemupukan, serta memberikan informasi suatu keadaan kepada pemilik hidroponik. Lahan di bumi pada saat sekarang ini semakin sempit apabila manusia tidak mengelola dengan optimal dan efisien. Banyak penduduk perkotaan yang membuat komunitas penghijauan atau lebih dikenal dengan istilah Go Green. Komunitas ini dibentuk untuk menghijaukan kembali kotanya, akan tetapi tidak sedikit pula yang tidak tertarik sama sekali dengan gerakan penghijauan ini karena merasa repot untuk melakukannya, tidak sedikit dari mereka yang malas dan takut kotor.
Beberapa tahun terakhir telah banyak gerakan Hidroponik sebagai solusi berkebun untuk penduduk di daerah perkotaan. Hidroponik adalah seni menanam dengan media air yang bekerja sebagai media alternatif pengganti tanah. Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, Hydroponic yang artinya hydro berarti air dan ponous berarti kerja. Banyak jenis hidroponik yang ringkas untuk menangani lahan yang sempit karena dapat disusun secara vertikal, salah satu jenisnya adalah NFT (Nutrient Film Technique). Hidroponik yang ada dimasyarakat pada umumnya masih menggunakan sistem manual dan relatif mahal dari segi waktu, antara lain untuk pengukuran kadar asam (pH) dalam air dan mengetahui volume air yang dipakai. Berdasarkan hal tersebut maka dibuatlah sistem otomasi untuk hidroponik NFT. Sistem otomasi yang akan diterapkan pada hidroponik NFT menggunakan mikrokontroler atmega 328P dan berbagai sensor.
Menurut Nicholls (1986), semua dimungkinkan dengan adanya hubungan yang baik antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tetapi cadangan air yang terkandung dalam tanah yang terserap akar dan juga dukungan yang diberikan antara tanah dan pertumbuhan. Dengan mengetahui bahwa akar tanaman yang tumbuh di atas tanah menyerap air dan zat – zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, satu tanaman dapat tumbuh asal diberikan cukup air dan garam – garam zat makanan. [1]Dr. W. F. Gericke dari Universitas California adalah bapak hidroponik. Pada 1930-an melakukan percobaan menanam sayur di atas air, salah satunya adalah tomat. Latar belakang Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas tanah di sekelilingnya semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman. Jadi, Hidroponik adalah seni menaman dengan media air sebagai tenaga atau pemberi daya. Perbedaan yang paling menonjol antara hidroponik dan budi daya konvensional adalah penyediaan nutrisi tanaman. Pada budi daya konvensional, ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat bergantung pada kemampuan tanah menyediakan unsur – unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. Jenis – jenis hidroponik, antara lain: irigasi tetes, wick system, dan NFT.
Hidroponik sendiri dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sistem aktif dan sistem pasif. Hidroponik sistem aktif yaitu diamana larutan air beserta nutrisi dibuat bergerak dan bersirkulasi dengan menggunakan pompa air. Contohnya adalah DFT (Deep Flow Technique), NFT (Nutrient Film Technique), dan Aeroponik. Sedangkan hidroponik sistem pasif yaitu larutan kaya nutrisi diserap oleh medium dan diteruskan ke akar tanaman, tanpa tersirkulasi. Contoh sistem hidroponik pasif antara lain Wick (Sumbu). Berikut adalah tabel perbandingan antara kedua sistem hidroponik tersebut.[tk]
No comments:
Post a Comment