Friday, February 22, 2013

Menanam Sayur Mayur di Dalam Pot

Why not? Jika tinggal di perkotaan atau di pedesaan dimana rumah hanya memiliki lahan sempit, pot bisa menjadi alternatif. Pot dari batu, keramik atau plastik juga bisa. Menanam sayuran di dalam pot ini selain greening house alias menghijaukan rumah, irit uang belanja khususnya sayuran, juga menulari anak untuk bercocok tanam dan sedikit demi sedikit mengenal jenis sayuran hingga mengerti manfaatnya, syukur-syukur jadi ketularan mengkonsumsinya. Ah, anak kecil itu kalau disuruh makan sayur susah kalau tidak ngumpet-ngumpet ….
***
Memakan sayuran setiap hari tentunya sebuah kebiasaan bagus demi asupan nutrisi dalam tubuh. Apalagi hasil keringat sendiri. Sayangnya, di Jerman hanya bisa di musim yang agak hangat atau harus memiliki Gewächshaus alias si rumah kaca untuk melindungi tanaman dari temperature rendah tapi tetap terkena sinar matahari. Itu juga bukan hal yang mudah dan pastinya tidak murah.
Nah, lantaran membeli rumah kaca itu mahal dan rentan terkena serangan Hagel (red: hujan batu sebesar bola tenis) di daerah pegunungan seperti tempat kami tinggal ini, kami menanamnya di pot saja.
13361700891609810091
Rumah kaca impian ….
Caranya? Beberapa waktu lalu kami mendapat hibah U steine (red: batu cetak yang berbentuk huruf U). Tadinya suami mau buang, saya bilang jangan karena bisa dimanfaatkan sebagai pot sayuran jika disatukan menjadi kotak.
Setelah mendapat Erde (red: tanah) dari tetangga secara gratis (5 gerobak aluminium, penuh!) akhirnya saya berhasil menyatakan cita-cita untuk memiliki sayuran di pekarangan. Dahulu saya sempat menanam empon-empon di pot yang saya taruh di ruang tamu karena mereka tak tahan dingin, maklum dari negeri tropis. Eeee begitu saya tinggal sebulan ke Indonesia, sama my hunny bunny tidak disiram dan rusak! Hiks … harus kulakan lagi empon-empon untuk ditanam lagi. Padahal daunnya bisa bikin wangi ruangan sementara rimpangnya bisa buat jamu, campuran masakan atau minuman ringan.
Sayuran apa saja yang bisa ditanam didalam pot?
1. Tomat
1336169774731207409
Tomat, tomat, tomat itulah namanya …(dok.pribadi)
Ini adalah sayuran pertama yang telah sejak lama berhasil saya coba. Sepertinya praktis dengan pot besar dari plastik. Jika temperatur Jerman lagi tak bersahabat di musim panas, tomat bisa diamankan ke dalam ruangan agar tak mati. Meski agak repot karena panjang dan banyak buahnya, sensasi memakan tomat dari pot memang dahsyat.
Banyak jenis tomat yang bisa kita tanam di pot seperti Cocktailtomaten (berbentuk bola-bola kecil), Fleischtomaten (besar dan berdaging banyak), Eiertomaten (berbentuk seperti telur) dan Gelbetomaten (berwarna kuning).
Tomat sebagai sumber vitamin banyak kami konsumsi. Biasa dilalap begitu saja, untuk campuran salat atau sup. Sesekali bisa untuk jus buah ditambah jeruk, what an energy drink, bisa nyetrum juga kali yah ….
2. Bawang bombay
Karena mencari bawang merah seperti di tanah air susah, kami banyak mengkonsumsi bawang Bombay. Selain mudah didapat di swalayan apa saja dan dimana saja, harganya termasuk murah jika ada harga promosi (sekarung isi 7 kilo dapat 99 sen, bisa mandi Bombay!).
Saking banyaknya biasa ada yang segera tumbuh daunnya. Saya potong dan tanam langsung ke dalam tanah. Begitu pula bawang yang sudah busuk, terkubur dalam tanah dan tumbuh menjulang dengan suburnya.
Bawang ini biasanya saya iris tipis-tipis dan digoreng untuk lalapan. Sesekali untuk Zwiebel Kuchen (red: kue Bawang Bombay), kue ini amat disukai rakyat Schwabish di daerah Blackforest. Daunnya kadang saya buat isi martabak telor atau campuran salat.
Lain waktu, bawang bombay ini untuk campuran bumbu masak apa saja, baik menu Asia maupun Jerman.
Tapiiii … hati-hati, hembusan angin dari bawah akan membawa malu jika ditebar di sembarang tempat.
13361698381644976595
Bawang bombay
3. Bärlauch
Ketika wandern (red: jalan-jalan ke hutan) tanaman ini banyak kami temui. Mungkin itu sebabnya banyak orang menyebutnya wilder Knoblauch (red: bawang putih liar), Waldknoblauch (red: bawang putih hutan) dan Hexenzwiebel (red: bawang nenek sihir).
Lantaran di hutan ada larangan memetik bunga atau tanaman yang ada didalamnya untuk dibawa pulang, seorang teman memberi beberapa ikat Bärlauch beserta akarnya. Rejeki tak lari kemana ….
Oh ya … daunnya hijau dan berbau kuat bak bawang putih (sebaiknya langsung sikat gigi jika melahapnya atau banyak orang lari). Daun yang muda lebih enak daripada yang tua … hehehe.
Bunga berwarna putihnya akan muncul sekitar april-mei. Oh ya, sekali tumbuh bisa menjalar kemana-mana bahkan akarnya sangat dalam, jadi menanamnya di pot tetap tumbuh liar tapi terpagar dengan sempurna.
4. Maggi Kraut
1336169883327616323
Maggie
Bentuknya seperti seledri Indonesia. Wangi daunnya sangat membuat kesegaran alami yang saya suka. Untuk campuran sup atau salat sangat bagus. Di Jerman, kami biasa mengkonsumsi kecap Maggie instan.
Untung memiliki sayuran ini, bisa dicampurkan ke sup, salat atau masakan lainnya. Menjelang musim dingin, dipotong kecil-kecil lalu masuk freezer biar aman.
5. Zitronenmelisse
Daunnya pipih, bulat kecil bergerigi. Gerombolan tanaman ini akan membuat wangi semerbak tak ubahnya Zitronen (red: sitrus). Hmmmm …
Biasa dipakai ibu-ibu Jerman untuk mencampuri sup atau salat.
Sekali tanam, sayuran ini akan tumbuh subur melebar dalam rumpun.
6. Peppermintmelisse
Seperti halnya Zitronenmelisse, Peppermintmelisse ini masuk dalam kelas Melisse. Bedanya, Peppermintmelisse ini lebih pedas tak ubahnya permen rasa peppermint. Huahhh ….
Tanaman ini juga tahan melewati musim dingin, jadi ketika musim salju sudah kering kecoklatan dan mati, musim semi akan tumbuh lagi anak-anaknya … so, don’t worry dan jangan dibuang sayang.
7. Knoblauch Lauch
13361699271872822013
Knoblauch Lauch
Tanaman ini sekilas mirip rumput atau Schnitt Lauch (yang berbau lebih ke bawang merah). Knoblauch dalam bahasa Indonesia berarti bawang putih, tak heran jika Knoblauch Lauch ini memiliki bau kuat seperti bawang putih.
Ini bagus untuk campuran sup atau salat.
Menanamnya juga tak sulit, sekali tanam dan tumbuh subur akan merumput tinggi dan lebar.
8. Kartoffel alias si kentang
Lantaran banyak kentang yang busuk dalam karung, saya tak membuangnya. Saya masukkan ke dalam tanah dan rajin disiram. Hasilnya taraaaaaaa …
Kentang banyak dikonsumsi masyarakat Jerman (Kartoffel salat, Kartoffel oven, Bratkartoffel, campuran sup dan masih banyak lagi).
Untuk urusan siram menyiram tak perlu was-was, masih ingat gentong dan sumur tadah hujan yang sempat saya share? http://green.kompasiana.com/polusi/2011/12/26/manfaat-sumur-resapan-air-dan-gentong-tadah-hujan/
Selain membuat air tidak terbuang mubadzir, rejeki Tuhan ini bisa membuat post belanja agak irit. Apalagi harga air di Jerman tidaklah murah. Jadi kalau ada yang gratis, ditampung ah … biar sayuran kita tidak loyo lalu mati dan tak perlu buang uang untuk rekening air.
Tips:
1.Gunakan sarung tangan kebun untuk melindungi tangan dari terluka, celemek/baju khusus agar pakaian tidak kotor dan sepatu atau sandal yang nyaman.
2. Sertakan anak-anak untuk menanamnya agar mereka ikut mencintai sayuran dan exciting memahami bagaimana mereka tumbuh dan dikonsumsi gizinya.
3. Dari semua sayur mayur itu, kecuali tomat, kita bisa menyimpannya di freezer jika musim dingin tiba atau membuatnya kering dalam potongan kecil-kecil didalam gelas untuk stok (karena berlebihan).
4. Sebaiknya jangan biarkan mereka kekeringan, karena di dalam pot tanaman jadi terbatas sumber airnya.
Oh yaaa … tak ada lahan, pot-pun jadi. (G76)

No comments:

Post a Comment